Sabtu, 09 Januari 2010

Pengembangan Model Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Quantum Learning di Sekolah Dasar

Pembelajaran apresiasi sastra dapat mengantarkan anak didik ke dalam kemampuan berbahasa sampai
pada tataran apresiasi, ekspresi, dan kreasi. Kekuatan karya sastra terletak pada pesan yang terkandung di
dalamnya. Pesan yang disampaikan melalui karya sastra kuat dan lebih bersifat abadi jika dibandingkan
dengan pesan secara harfiah. Terlebih lagi pada masa kini fenomena hilangnya tradisi bercerita
(mendongeng), yang pada masa lalu dilakukan oleh kaum ibu sambil meninabobokkan anaknya di tempat
tidur, saat ini anak-anak diperkenalkan dengan karya sastra hingga ke alam mimpi. Dengan fenomena
hilangnya tradisi tersebut, maka pada masa kini, wahana perkenalan anak-anak dengan karya sastra
diharapkan dapat terwujud melalui pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bermaksud menyajikan
sebuah model untuk perbaikan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar yang selama ini menjadi
sebuah pembelajaran tentang ilmu sastra dengan ditandai dengan fenomena penyajian pengetahuan tentang
sastra dalam porsi yang besar kepada murid sekolah dasar. Fenomena tersebut menyebabkan apresiasi
sastra menjadi pembelajaran yang sukar dan tidak diminati murid. Hasil penelitian ini diharapkan akan
mewujudkan pembelajaran apresiasi sastra sesuai dengan hakikatnya. Hakikatnya dalam pembelajaran
apresiasi sastra murid berhak mendapatkan kepuasan dan kekaguman. Namun, selama ini hal itu tidak
pernah diperoleh murid. Gejala ini muncul karena kurangnya guru akan model pembelajaran. Pemilihan
quantum learning dalam pembelajaran apresiasi sastra ini diharapkan dapat menjawab persoalan tersebut.
Penelitian ini secara metodologis dekat dengan penelitian pengembangan yang berbentuk riset operasional.
Penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk berbentuk model pembelajaran. Secara prosedural,
penelitian ini melalui tahapan: (1) studi pendahuluan; (2) tahap pengembangan; (3) tahap pengujian model;
dan (4) dimensi hasil akhir berupa penerbitan buku pedoman bagi guru untuk pembelajaran apresiasi sastra
di sekolah dasar berbasis quantum learning. Hasil yang ditemukan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, dari studi pendahuluan ditemukan permasalahan dan kebutuhan guru dan murid yang berkaitan
dengan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar. Kebutuhan yang harus segera dipenuhi dalam
pembelajaran apresiasi sastra adalah silabus pembelajaran apresiasi sastra RPP, dan alat evaluasi.
Kebutuhan murid adalah pembelajaran apresiasi sastra yang mudah dipelajari dan menyenangkan. Kedua,
tahap pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah upaya untuk menciptakan pembelajaran
apresiasi sastra berbasis quantum learning di sekolah dasar dengan cara menggunakan variasi
pembelajaran, media, dan memberi pengertian kepada guru tentang model pembelajaran apresiasi sastra
yang dapat membangkitkan rasa senang bagi murid yaitu dengan pembelajaran apresiasi sastra berbasis
quantum learning. Prototype model berupa perangkat pembelajaran yang berbentuk silabus pembelajaran
apresiasi sastra RPP, dan perangkat evaluasi. Pengembangan Prototype model menjadi model ini berbentuk
model prosedural. Model prosedural yang dikembangkan mengutamakan bentuk prosedur pembelajaran
apresiasi sastra yang mengacu pada hakikat quantum learning. Pengembangan dilakukan dengan expert
judgement, uji coba terbatas, dan uji coba yang lebih luas di lapangan. Hasil pengembangan Prototype
model menjadi model berdasarkan expert judgement menyatakan bahwa model silabus yang dirancang
mengacu pada pedoman penyusunan silabus yang berlaku dan relevan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), RPP dan evaluasi sesuai dengan hakikat quantum learning. Di dalam RPP, skenario
pembelajaran mengikuti prosedur TANDUR (tumbuhan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan).
Evaluasi pembelajaran disusun dalam bentuk yang menyenangkan, dengan permainan, dan format
tanggapan guru dan orang tua murid. Ketiga, tahap pengujian model berdasarkan uji coba tersebut di
lapangan yang dilakukan di dua SD di Surakarta menghasilkan model untuk pembelajaran puisi, cerita,
maupun drama yang layak untuk diterapkan sebagai model. Dikatakan layak karena memenuhi kriteria
interaksi edukatif berdasarkan Classrom Guidance Schedule. Pengembangan model berdasarkan uji coba
yang lebih luas di lapangan, dilaksanakan di enam SD dengan jumlah sampel 120, dan mendapatkan hasil
bahwa model ini dapat meningkatkan kompetensi bersastra murid SD secara signifikan. Signifikan yang
dimaksud adalah berdasarkan perbandingan hasil skor pretes dan postes. Uji keefektifan model dilakukan
dengan eksperimen terhadap 240 murid dari enam SD. Dari hasil uji keefektifan ini disimpulkan bahwa
kompetensi bersastra murid yang mengikuti pembelajaran apresiasi sastra dengan model quantum learning
lebih baik daripada murid yang mengikuti pembelajaran model sastra secara konvensional. Perbedaan ini signifikan, sehingga menandakan penerapan model quantum learning dalam pembelajaran apresiasi sastra
lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran apresiasi sastra secara konvensional di sekolah dasar.
Keempat, tahap diseminasi dilakukan dengan menerbitkan artikel hasil penelitian di jurnal ilmiah nasional,
mempresentasikan hasil penelitian dalam seminar nasional, dan menerbitkan buku pedoman pembelajaran
apresiasi sastra berbasis quantum learning setelah dilakukan uji keberterimaan model melalui focus group
discussion. Keberterimaan model berdasarkan tanggapan stakeholders meliputi tanggapan pengambilan
kebijakan, guru, murid, dan orang tua murid. Tanggapan pengambil kebijakan pendidikan, guru, murid, dan
orang tua murid semuanya positif. Tanggapan positif ini akan dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi
keberlangsungan penerapan pembelajaran apresiasi sastra berbasis quantum learning di sekolah dasar
pada masa mendatang.

Metode Belajar

Metode belajar anak SD kebanyakan disampaikan secara klasikal, belajar teori, teori dan teori. Padahal, beberapa pelajaran bisa disampaikan secara praktik, yang hasilnya pasti lebih memuaskan. Benarkah?

"Nina.. ayo bangun sayang, sudah jam berapa ini? Hari ini kamu kan masuk pagi,"ujar Kasih ( 33 tahun ) sambil menguncang bahu putrinya.

Dengan malas Nina( 8 tahun ) bangun. "Mam, boleh nggak kalau aku nggak masuk hari ini, aku bosen sama pelajaran di sekolah, nggak asyik belajarnya," kata Nina malas-malasan.

Malas-malasan sekolah banyak dialami anak-anak mulai kelas 3 SD. Tentu saja banyak faktornya, tapi coba cermati salah satunya. Bisa jadi metode belajar anak di sekolah penyebabnya, seperti yang dialami Nina.

Ini dibenarkan pengamat pendidikan Universitas Jakarta Dra. Suprayekti, M.Pd. Metode pengajaran yang diberikan guru umumnya kurang menarik minat anak. Kebanyakan sekolah dan guru menerapkan metode belajar yang lebih banyak membahas teori dari pada praktik. Padahal metode belajar langsung praktik diyakini membuat anak lebih mudah menyerap pelajaran, dan menikmati belajar.

Dalam mengajar, tambah Suprayekti, sebenarnya ada prinsip yang harus dipegang oleh guru. Sehingga metode belajar dengan pendekatan teori dan praktik tidak bisa diberikan secara serampangan pada murid. Sayangnya, banyak hal yang jadi penyebab sekolah lebih mengedepankan teori daripada praktik, walaupun seharusnya pelajaran itu lebih baik jika diajarkan secara praktik.

Dalam proses pengajaran, kata Suprayekti, seharusnya pihak sekolah dan guru melihat banyaknya materi yang akan diberikan. Kedua, pelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak SD. "Bidang studi yang diberikan harus bisa mengembangkan ketrampilan motorik, sosialisasi, fisik dan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung. Pengembangan ketrampilan motorik sering dilupakan, pelajaran seperti Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diberikan secara teori, padaha isinya praktik seperti bagaimana berlari atau melompat dengan benar, dsb."

Kekurangan Metode Teori
Sampai saat ini, kata Suprayekti tidak ada satu pun metode belajar yang sesuai dengan anak SD. Pasalnya, masing-masing metode punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Padahal bila mengacu pada karakter anak usia SD, metode belajar yang cocok adalah belajar dengan beraktivitas. "Dalam metode ini, para siswa langsung mendapatkan pengalaman dari materi pelajaran yang diberikan. Misalnya saat belajar tentang gerhana matahari, sebaiknya siswa langsung diperlihatkan video terjadinya gerhana. Dengan begitu siswa lebih paham."

Jika diasumsikan, papar Suprayekti, semestinya perbandingan antara praktik dan teori 75% : 25%. "Tujuannya agar pemahaman siswa terhadap isi pelajaran lebih maksimal," tambah dosen yang pernah mengajar di beberapa SD. Penekanan penyampaian pelajaran melalui teori sebenarnya, kata Suprayekti, bisa berdampak buruk. Sebab Pehamaman murid terhadap materi pelajaran yang diberikan hanya sesaat. Bahkan murid sulit mencerna pelajaran, jikapun dipaksakan mereka lebih cepat lupa. Akibatnya hasil yang dicapai murid misalnya dari segi sosial dan ketrampilan tidak maksimal.

Walaupun efek negatif dari metode teori lebih banyak, tapi bukan berarti metode belajar teori sepenuhnya kurang baik. Banyaknya pemberian teori, tandas Suprayekti justru akan melatih siswa bertanggungjawab dalam mengelola waktu belajar, dan memacu agar mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik.

Begitupula melihat kecenderungan anak lebih mudah menyerap pelajaran lewat metode praktik, bukan berarti semua pelajaran harus diberikan dengan pendekatan praktik. "Semua harus dilihat dari bobot pelajaran serta jenisnya. Karena perbandingan antara praktik tiap pelajaran berbeda satu dengan lainnya, sehingga penyampaian pelajaran melalui teori tetap dibutuhkan," tandas Suprayekti.

Metode Pembelajaran Terpadu
Agar murid bisa menerima pelajaran lebih mudah dan lebih memahami, Gurupun seharusnya melakuan upaya alternatif. Salah satunya melalui metode pembelajaran terpadu. "Dalam metode ini, guru harus memadukan beberapa konsep dari setiap pelajaran dengan model tematik. Yakni, dalam penyajiannya, dikaitkan dengan konteks yang terdapat di lingkungan. Misalnya anak diajak untuk aktif mengalami secara langsung materi pelajaran yang diberikan gurunya."

Dosen yang lulus S2 tahun 1999 ini mencontohkan, misalnya untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), jika guru mengambil tema kesehatan seperti proses pencernaan makanan bisa dikaitkan dengan anatomi tubuh manusia. Dalam materi tersebut, guru bisa mengajak murid untuk mempraktikan bagaimana makanan tersebut diproses oleh tubuh. "Dengan metode alternatif tersebut, belajar jadi lebih efektif dan terjadi efisisensi waktu."

Lewat Permainan
Pelajaran yang disampaikan melalui permainan juga tak kan membosankan. Namun kata Suprayekti, perlu diingat, bahwa tidak semua materi pelajaran dapat dicapai melalui permainan. Misalnya dalam pelajaran sejarah, fakta-fakta sejarah bisa disampaikan melalui peran atau drama. Tapi untuk fakta mengenai mahluk hidup, akan sulit sekali jika disampaikan melalui permainan. Karenanya materi ini lebih efektif jika disampaikan melalui gambar atau model.

Andai sekolah si kecil lebih banyak menjelaskan pelajaran secara teori, sedangkan si kecil lebih mudah menyerap pelajaran dengan cara praktek, Anda tak perlu kecewa atau memendam marah. Selain mengajak bicara guru dan memberi masukan, orangtuapun berperan dalam membantu anak belajar. Yaitu dengan cara mengajak anak untuk mengulangi kembali materi pelajarannya yang didapat anaknya di sekolah. Untuk itu, orangtua harus mendampingi anaknya belajar. Orang tua juga harus responsif dan bisa membesarkan hati terhadap pengalaman yang diceritakan anak selama belajar di sekolah, dan hasil belajar yang dicapainya.

Agar Mudah Menerima Pelajaran
• Guru harus bisa menerjemahkan kurikulum ke dalam materi pelajaran dengan mengunakan pendekatan tematik.
• Cara menyampaikan pelajaran oleh guru harus bersifat aplikatif dan berorientasi siswa. Artinya siswa dikondisikan untuk lebih aktif.
• Proses belajar di kelas harus bisa mengarah pada suatu pengalaman belajar. Materi yang diberikan harus dihubungkan dengan situasi nyata di lingkungan sekitar siswa.

Ciri Kecenderungan Belajar Dan Cara Belajar Anak SD dan MI

Jean Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.  



Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia sekolah dasar tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.



Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

(1) Konkrit. Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. (2) Integratif; Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. (3) Hierarkis; Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut:

Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.

Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar mengangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan.

Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik, dan (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

Pendidikan IPS untuk Sekolah Dasar

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (=kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (=abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD. 

Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya : dunia-negara tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.

Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas

Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak (Farris and Cooper, 1994 : 46).

Pendidikan IPS dalam Struktur Program Kurikulum (KBK) SD

Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara publik (Welton and Mallan, 1988 : 66-67).

IPS SD diprogramkan dalam bentuk pelajaran Sejarah bersama-sama Kewargaanegara (Citizenship) dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran setiap minggu, dan Ilmu Sosial (Social Sciences) sebanyak 3 jam pelajaram setiap minggu sejak kelas III, IV, V, dan VI. Kemungkinan besar alasan pembagian seperti ini dilandasi oleh pertimbangan, bahwa tiga tradisi besar IPS (Social Studies) adalah good citizenship, social sciences, dan reflective inquiry.

Tema-tema IPS SD yang Perlu Mendapat Perhatian

Secara gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian kita bersama, antara lain :

(1) IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni :
· Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat;
· Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa;
· Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.

(2) IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural eduacation), yakni
· Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar;
· Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa;
· Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.

(3) IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni :
· Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia;
· Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa;
· Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia;
· Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

Metode Pembelajaran IPS SD

Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model, role playing, membaca sajak, buku (novel), atau surat kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.

Definisi Pendidikan

Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga nbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan
benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman
terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan
mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Batasan tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari
yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi
tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada
tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab,
dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan
pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas
usaha sendiri.c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta
didik agar menjadi warga negara yang baik.d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki
bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada
calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia.e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan
nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.2. Tujuan dan proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan
kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan
utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu
proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang
dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya
PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai
paling tua.(Cropley:67). Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
- Rasional
- Alasan keadilan
- Alasan ekonomi
- Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam
kaitannya dengan perkembangan iptek
- Alasan perkembangan iptek
- Alasan sifat pekerjaan
- Kemandirian dalam belajar
- Arti dan perinsip yang melandasi Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya
lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian
dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
b. Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan alasan sebagai berikut:
- Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya guru)
mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
- Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.

- Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan
mengalami atau mempraktekannya sendiri.
- Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan
sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
- Subjek yang dibimbing (peserta didik).
- Orang yang membimbing (pendidik)
- Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
- Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
- Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
- Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
- Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
PENJELASAN1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta
didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
- Individu yang sedang berkembang.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. 2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru,
pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi
edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah
kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif
dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
- Alat dan Metode. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
- Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan). Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
- Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal
atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin,
1992:10)
- Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
- Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem
baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan
keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik
masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang
pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
- Cara memandang sistem. Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem ataupunsebaliknya
suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang
lingkup suatu sitem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
- Masalah berjenjang. Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat, alternatif
maslah, dan latar belakang masalah.
- Analisis sitem pendidikan. Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem
ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang
terlibat dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
- Saling hubungan antarkomponen. Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik.
Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen

tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
- Hubungan sitem dengan suprasistem. Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan
dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari
kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan
pengembangan.
5. Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
- pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling
mengisis.
- Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
- Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan
pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan (inservice education) sebagai sebuah
sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam
periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramgorang
yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya
memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku,
misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun
ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan
nonformal. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan
tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa
sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.

VCD Pembelajaran untuk Anak Sekolah Dasar


Mengacu pada psikologi perkembangan anak, maka gaya belajar anak Sekolah Dasar masih dalam tahap belajar secara kongkrit. Berbagai konsep atau pengertian akan lebih mudah dipahami bila didukung dengan contoh kongkrit atau visualisasi yang menarik. 

KOPEMDIK bekerja sama dengan Pustekkom, mempersembahkan VCD Pembelajaran untuk Anak Sekolah Dasar. Tersedia dalam 7 (tujuh) mata pelajaran utama.

VCD Pembelajaran kami memiliki keistimewaan yaitu:
- menyajikan konsep yang abstrak menjadi lebih kongkrit
- dapat menampilkan gerak yang dipercepat atau diperlambat
- dapat menampilkan detail suatu benda atau proses

Belajar dengan VCD Pembelajaran ini, membuat belajar lebih menarik dan menyenangkan.
Sekaligus mengenalkan anak pada perangkat teknologi informasi semenjak dini.

Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Khusus untuk Anak-anak & Remaja

Anak-anak di Indonesia menghabiskan lebih dari 2000 jam belajar bahasa Inggris sejak sekolah dasar hingga universitas dan umumnya mereka tetap tidak dapat berbicara secara fasih. Pendekatan EF dirancang untuk membangun kepercayaan diri dan kelancaran berbahasa Inggris secara alami. Selain membangun pondasi penting berbahasa Inggris (membaca, menulis, mendengar, berbicara, tata bahasa dan kosakata), kursus EF English First secara terfokus menekankan kefasihan, kepercayaan diri, kemampuan sosialisasi, kreativitas dan ketepatan. Di EF, kami menyebutnya "metode pembelajaran multi dimensional" Efekta™.
Metode pengajaran kelas dunia

Formula di balik sistem pembelajaran mutakhir EF English First pada dasarnya sederhana: pengajaran yang lebih baik ditambah dengan teknologi yang lebih baik sama dengan pembelajaran yang lebih efisien dan personal. Sistem pembelajaran multi dimensional Efekta™ kami mengkombinasikan seluruh aspek kursus agar para siswa memperoleh pondasi yang solid dalam berbahasa Inggris. Guru-guru terbaik membantu anak membangun kepercayaan diri dalam berbicara bahasa Inggris, teknologi inovatif iLAB memungkinkan anak berlatih dan memfokuskan diri pada kebutuhan unik mereka sendiri di luar kelas, sedangkan aktivitas Life Club menjadi kesempatan sempurna bagi anak untuk mempraktekkan bahasa Inggris mereka di kehidupan nyata secara santai dan tanpa tekanan.

Guru kursus terbaik: Salah satu inti dari sistem Efekta™

EF English First tahu seberapa besar peranan seorang guru dalam proses pembelajaran bahasa Inggris anak. Oleh karena itu, semua guru EF diharuskan memegang kualifikasi mengajar khusus dan kebanyakan dari mereka memiliki pengalaman mengajar bahasa Inggris untuk siswa internasional di negara lain. Lebih baiknya lagi, guru EF juga telah mengikuti latihan pengaplikasian sistem Efekta™. Tetapi yang membuat guru kami benar-benar berbeda adalah, mereka secara ketat diseleksi satu per satu berdasarkan kepribadian, antusiasme, kreativitas, kemampuan memotivasi, dan tentu saja, komitmen mereka untuk melihat anak Anda sukses.

95% guru EF adalah guru asing. Tetapi kami menemukan bahwa anak berusia dini yang baru mulai belajar bahasa Inggris akan belajar lebih cepat bila didampingi oleh guru lokal. Untuk itu, setelah melalui proses penyaringan selektif dan pelatihan intensif, kami sengaja menggunakan sejumlah guru lokal.
Lebih lanjut mengenai guru kami
iLAB mempercepat pembelajaran anak hingga 100%

Teknologi iLAB di EF merevolusi cara belajar bahasa Inggris anak. iLAB memiliki lebih dari 200 jam latihan online yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja menggunakan komputer yang terhubung dengan akses internet. Materi latihan iLAB juga tersinkronisasi dengan buku dan kurikulum kursus di dalam kelas. Selain itu, fitur "Parent Pages" juga memungkinkan para orang tua memantau perkembangan belajar anak dan berkomunikasi dengan guru kursus anak mereka. Hal ini memberikan keuntungan ganda, yaitu membantu orang tua berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran anak dan memberikan siswa latihan bahasa Inggris yang relevan dan berguna di luar kelas. Sebagai hasilnya, anak akan belajar lebih banyak.
Lebih jauh mengenai iLAB untuk anak-anak
Life Club membantu siswa berbicara dan membangun kepercayaan diri

Misi EF bukan hanya untuk membantu anak berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tetapi juga meraih kepercayaan diri dan kemampuan untuk mencapai sukses dalam hidup. Inilah filosofi di balik semua kegiatan Life Club di EF English First. Sejumlah kegiatan Life Club yang secara rutin diadakan antara lain adalah perayaan hari besar, klub olahraga, pementasan drama, karyawisata dan seminar bagi orang tua. Salah satu kegiatan Life Club lain yang juga sangat bermanfaat adalah Klub Belajar, yaitu sesi tutorial gratis selepas kelas yang diperuntukkan bagi siswa remaja dan anak-anak yang membutuhkan bantuan lebih dalam belajar.

Jumat, 08 Januari 2010

Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. 

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.



Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.



Pembelajaran Tematik-Keuntungan Penggunaan



Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi). Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama INTERNET.
Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.
Masa Pra-Sejarah (...s/d 3000 SM)

Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa itu berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa itu mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa itu.

Masa Pra-Sejarah (...s/d 3000 SM)

Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

Pada masa itu Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal!

3000 SM
Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno.
Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas
Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai Nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.

Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas
Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1899
Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.

Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.

Tahun 1940
Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1945
Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.

Tahun 1946
Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.

Tahun 1948
Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1957
Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon.

USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.

Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1973 - 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )

Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet),1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. 1995.

Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dari masa ke masa mulai dari masa Prasejarah sampai saat ini semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi tersebut telah menciptakan suatu revolusi yang disebut dengan revolusi informasi. perkembangan informasi dunia sekarang terikat menjadi satu oleh sistem elektronik yang menyalurkan berita dan data dengan kecepatan cahaya ke seluruh dunia

Perkembangan IT dan Prinsip Ekonomi

Semester ini aku mengambil mata kuliah Ekonomi Teknik, ini membuatku bertanya apakah hubungan antara Ekonomi dan IT? Ternyata, setelah dipikir-pikir, semua aspek dalam kehidupan dalam kehidupan manusia tak bisa dilepaskan dari prinsip-prinsip ekonomi. Gagal atau pun berhasilnya, dan juga dampak jangka panjang usaha manusia juga ditentukan oleh prinsip Ekonomi.

Analogi dalam Sejarah ...
Kita ambil contoh perbandingan antara eksplorasi Colombus dan Zheng He.

Zheng He melakukan tujuh perjalanan mewakili Cina ke penjuru Asia, Samudra Hindia dan Afrika. Dia menggunakan teknologi tercanggih dimasanya. Dia menggunakan 62 kapal besar dan puluhan kapal kecil yang mampu mengangkut hingga 27 ribu orang. Dalam misinya ia berhasil mengunjungi pelabuhan penting di Asia dan Afrika timur saat itu dan menunjukkan supremasi dan prestise Cina.

Sementara Colombus dengan bondo nekat menggunakan hanya dengan tiga perahu dan beberapa puluh pelaut mengarungi Atlantik. Ia berlayar dengan anggapan sedang menuju ke Asia, tapi malah terdampar di Amerika yang saat itu merupakan benua tak dikenal.

Namun kemudian, sejarah mencatat bahwa pengaruh jangka panjang, perjalanan Colombus jauh lebih berpengaruh dari perjalanan Zheng He. Setelah Zheng He, dana kekaisaran Cina habis untuk membangun Tembok Besar Cina dan menangkal serangan bangsa Mongol. Akibatnya mereka tak mampu lagi mebiayai pelayaran selevel Zheng He.

Berbeda dengan di Eropa. Dengan impian meraih keuntungan sebesarnya di Dunia Baru, Amerika, negara seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis dan Belanda berlomba-lomba mengirimkan penjelajah mereka ke Amerika , juga ke India setelah Vasco da Gama menemukan rute memutari Semenanjung Harapan. Selain dari dana negara, pelayaran ini juga didanai oleh para pengusaha seperti di Belanda yang didanai oleh perusahaan dagang macam VOC.

Meskipun membutuhkan modal besar dan beresiko tinggi namun pelayaran bangsa Eropa ini bisa memberikan keuntungan ekonomi dan memotivasi lebih jauh lagi untuk eksplorasi lebih lanjut dan inovaasi dalam teknologi pelayaran. Sedang pelayaran Zheng He yang bertujuan prestise tak bisa berlanjut begitu dana dari negara habis.

Dan di Dunia IT ...
Analogi yang sama bisa diterapkan dalam menganalisa perkembangan IT. Saat ini yang menjadi pelopor dalam perkembangan IT paling banyak adalah perusahaan raksasa, yang menjadikan keuntungan sebagai pendorong inovasi IT dan meluncurkan produk baru.

Misalnya Microsoft yang terus menerus mengembangkan teknologi OS nya agar bisa mengeluarakan versi Windows terbaru, dan tentu saja, agar memperoleh untung banyak. Demikian juga dengan Apple, yang terus berinovasi, tak hanya di OS tapi juga di gadget telekomunikasi macam music player dan smart phone, tentunya bukan hanya agar bisa menguasai teknologi terbaru, tapi juga agar menadapat untung berlipat.

Perusahaan IT dengan harga saham tertinggi saat ini, Google, bisa menjadi semaju ini bukan hanya karena mampu menghasilkan teknologi IT terbaru tapi juga karena mampu melakukan inovasi bisnis. Google singkatnya bisa menjual produk teknologinya. Misalnya dengan menawarkan iklan pada hasil pencarian yang sesuai (AdSense), menwarkan peta Online dengan fitur tambahan bila berbayar (Google Earth) dan citra korporasi yang bersih ( dengan moto "You can make money without doing evil").

Prinsip ekonomi juga menjadi semacam seleksi alam bagi jenis teknologi mana yang layak berkembang dan teknologi mana yang harus tergusur. Contoh klasik adalah persaingan antara protokol Gopher dan HTTP.

Nasib Gopher ...
Pada saat World Wide Web masih dalam dalam masa awal, Gopher merajai sebagai protokol untuk transfer hypertext dan data. Gopher memiliki fitur sintaks sederhana, hirarki seperi file dan fungsi serching. Namun kemudian Goper digusur oleh World Wide Web dan hingga sekarang World Wide Web adalah protokol default untuk Internet.

Ada beberapa penyebab kemunduran Gopher. Antara lain kebijakan lisensi yang salah, dan fitur HTML dalam web yang lebih fleksibel. keduanya bisa dhubungkan dengan prinsip ekonomi. Dengan kebijakan lisensi berbayar yang ditepkan pelimik Gopher, University of Minnesota maka banyak pihak berpindah ke HTTP yang gratis. Dan dengan fitur HTML yang flexibel pengembang bisa membuat aplikasi yang bermacam-macam dang tentu saja, menguntungkan seperti hosting, online shoping, online banking dan sebagainya.

Peranan prinsip ekonomi dalam perkembangan IT memang tak bisa dianggap remeh.

makalah it

Perkembangan IT di Indoenesia
Desember 28, 2007
satya sembiring
Tinggalkan komentar
Go to comments

Growth of information technology can improve performance and enable various activity can be executed swiftly, precisely and accurate , so that finally will improve productivity. Growth of information technology show the popping out of various activity type being based on this technology, like e-government, e-commerce, e-education, e-medicine, e-laboratory, and other, which is all the things have electronics based

Intisari
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkem-bangan teknologi informasi memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.

Pendahuluan
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Evolusi Ekonomi Global
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology).
Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village‿. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.

Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning‿. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.

Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)‿. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC)‿ yang bersifat sinkron dan asinkron.
Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga‿ dan kompetitif.
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
- Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama.
- Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan
- Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
- Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.
Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.
Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat me no long mahasiswa yang berpotensi tersebut.

Dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.

Bidang Keuangan dan Perbankan
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern.
Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.
Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya.
Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.
Program pengembangan sistem informasi di Indonesia
Program pengembanan sistem informasi (program 16.6.01) dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan sistem perencanaan, pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan kajian, penelitian, penerapan penguasaan dibidang teknologi informasi selama kurun waktu tahun anggaran 1997/1998 sampai 2001 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel di bawah memperlihatkan APBN (rupiah murni) untuk program pengembangan sistem informasi, tahun anggaran 1997/1998 sampai 2001

Tabel. APBN untuk pengembangan sistem informasi tahun 1997/1998 sampai 2001

No Tahun Anggaran Anggaran (jutaan rupiah)
1 1997/1998 28.235
2 1998/1999 32.622
3 1999/2000 24.538
4 2000 52.236
5 2001 30.956

Penutup
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Diperlukan suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan mewujudkan masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang dapat menyediakan akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil dan merata, meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi, termasuk penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukungnya; mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi.
Akhirnya, era perdagangan bebas Asean benar-benar berlaku yang kita kenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) resmi berlaku di tahun 2003 ini. Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia yang nyata. Integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian regional/global seperti AFTA, APEC, WTO/GATT memang tidak bisa dihindari. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi perekonomian dunia ini memang harus dihadapi.

Kemana Arah Pendidikan IT Indonesia ?

oleh Nixon Erzed

Sebuah pertanyaan besar saat ini, kemana arah pendidikan IT Indonesia akan dibawa? Kalau mengikuti pakem "mutlak" Indonesia saat ini tentunya pendidikan IT; baik ditingkat pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi harus menuju kepada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Artinya lulusan pendidikan IT diharapkan menjadi orang yang siap pakai di dunia kerja IT.
Hal ini berbeda dengan dalil umum yang menyatakan bahwa bahwa lulusan sekolah (menengah/tinggi) adalah orang-orang yang belum siap kerja sehingga mesti mengalami masa magang, berbagai training, atau orientasi kerja sehingga baru benar-benar siap bekerja. Sementara lulusan IT dituntut sudah memiliki keahlian praktisnya ketika menjadi sarjana.

Karena dituntut siap kerja, program studi IT di berbagai perguruan tinggi mulai mengkombinasikan materi-materi praktis kedalam kurikulum akademik. Hal ini sangat berbeda dengan pendapat mahaguru-mahaguru idealis yang menyatakan pengetahuan/kehalian praktis tidak perlu diajarkan dalam kurikulum formal, karena mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kematangan teoritis-matematis akan mudah mengadaptasi berbagai keahlian praktis tersebut. Kurikulum akademik harus dijejali dengan berbagai matakuliah dasar dan matakuliah dasar keahlian.

Dalam kondisi yang memenuhi kriterianya, memang seseorang yang mampu mencapai kematangan teoritis-matematis memilki kemampuan untuk mengadaptasi berbagai keahlian praktis. Artinya dalam hal ini yang bersangkutan selain "encer" otaknya, juga memiliki ketertarikan untuk menggeluti keahlian praktis. Yang bersangkutan tidak terjebak dalam mengutak-atik algoritma dasar saja, dan juga tidak terpaku dalam penggunaan fungsi-fungsi dasar. Untuk dapat mengadaptasi keahlian praktis maka yang bersangkutan harus memiliki keluwesan untuk menerima dan memanfaatkan berbagai komponen siap pakai. Bahkan kadang juga kesedian memanfaatkan modul-modul freeware dan opensource.

Betty Alisyahbana (mantan CEO IBM Indonesia) dalam tulisannya di Harian Kompas Oktober 2007 melansir bahwa Diperlukan Disiplin Ilmu Baru pada Abad ke 21.

Walaupun tidak boleh diterima bulat-bulat, tulisan ini mestinya dapat membuka mata para mahaguru betapa telah terjadi perubahan yang harus disikapi dalam kurikulum akademik pendidikan tinggi.

Memang jika dicermati lebih jauh, betapa pergeseran besar telah terjadi dalam bidang profesi dan keahlian IT. Saat ini kurikulum dan kemampuan yang 10-15 tahun yang lalu dianggap sebagai materi perguruan tinggi, telah bergeser menjadi materi yang layak didapat oleh siswa SMA. Berbagai kemudahan sebagai dampak kemajuan teknologi informasi, telah meyebabkan banyak kehalian yang tadinya adalah wilayah lulusan Informatika/Komputer telah berubah menjadi keahlian umum yang dapat dikuasai oleh lulusan berbagai program studi.